SENSORI INTEGRASI
A.
Sensori
Integrasi
Sensori
Integrasi adalah proses neurogikal tentang pengolahan informasi/sensasi dari
dalam tubuh dan lingkungan, yang diitegrasikan dalam otak kemudian informasi
sensori yang diperoleh digunakan untuk merencanakan dan mengorganisasi perilaku
yang tepat pada fase perkembangan anak.
B.
Mengapa
Sensori Itegrasi Penting
1.
Belajar
Sensasi
2.
Proses
Diorganisasi
3.
Otak
4.
Respon
Adaptif
1.
Sensasi
berasal dari
a.
Indera
Proksimal (Dekat)
b.
Indera
Distal (Jauh), Panca Indera
c.
Tactile/Peraba
d.
Visual/Penglihatan
e.
Auditory/Pendengaran
f.
Gustatory/Pengecapan
g.
Olfaktory/Penghidu
a.
Indera
Proksimal (Dekat)
1)
Indera
yang meresponi apa yang terjadi didalam tubuh, kita tidak menyadari, tidak
dapat mengontrol, tidak dapat mengamati secara langsung,
Contoh: Sistem yang mengontrol detak
jantung, waktu lapar, waktu haus, suhu tubuh, pencernaan, waktu tidur, perasaan
Tiga indera dekat yang sangat penting
1)
Indera
Tactile
2)
Indera
Vestibular
3)
Indera
Propioseptif
Ketiga indera tersebut bersifat
fundamental/Dasar berkembangnya seorang anak sehat. Ketika indera tersebut
berfungsi otomatis dan efisien seorang anak akan memiliki mata dan telinga
serta perhatian yang baik terhadap dunia sekitar.
1)
Sistem
Tactile
Reseptornya terdapat pada kulit
diseluruh bagian tubuh, rasa raba yang berupa getaran, gerak, suhu, nyeri,
tekanan akan diperlukan dalam persepsi visual, motor planing, body awarness,
proses pembelajran akademis, emosional security dan sosial.
Sistem Tactile berfungsi protektif
·
Kita
bisa membedakan sentuhan jari anak-anak atau laba-laba
·
Kita
bisa membedakan tajam
·
Merasakan
benda-benda panas
Sistem Tactile berfungsi Diskriminatif
·
Dikegelapan
bisa meraba menemukan senter yang terletak didalam laci
·
Dengan
mata tertutup kita bisa menyebutkan benda yang disentuh
2)
Sistem
Vestibular
Reseptor pada telinga bagian dalam
terangsang oleh gerakan dan gravitasi, memberi informasi tentang gerakan,
gravitasi, perubahan posisi kepala dan posisi tubuh dan permukaan bumi. Mempunyai
peran fundamental dalam modulasi sistem sensori yang lain dan membantu proses
inhibisi dan fasilitasi. Erat hubungannya dengan sistem auditory dan visual.
Sistem Vestibular bekerja sama dengan sistem tactile untuk perlindungan
terhadap rangsangan dari luar.
Contoh : saat akan jatuh reflek
mempertahankan keseimbangan
Vestibular mempengaruhi : gerakan dan
keseimbangan, tonus otot, koordinasi bilateral, proses auditory language,
proses visuospatial dan motor planning.
3)
Sistem
Propioceptif
Reseptornya pada otot, sendi dan tendon
yang membuat seseorang sadar posisi bagian tubuhnya dengan bagian yang lain dan
posisinya terhadap lingkungan. Mendukung pada sensori tactile dan pengalaman
gerak. Mendukung pada perkembangan body sheme anak, dimana hal ini adalah kunci
dari motor planning anak tersebut.
2.
Proses
Diorganisasi
Memproses sensasi yang diterima kemudian
diteruskan ke bagian otak tertentu untuk diolah atai diorganisasi.
3.
Otak
Tugas utama dari sistem saraf pusat
adalah mengintegrasikan indera-indera, lebih dari 80% dari sistem saraf memproses atau mengatur
pesan-pesan sensorik, sehingga otak disebut mesin proses sensorik
Fungsi bagian otak :
a.
Frontalis
1)
Dibalik
tulang kening
2)
Pusat
kecerdasan
3)
Perencanaan
4)
Kontrol
gerak
5)
Kemampuan
untuk kosentrasi dan beratensi
6)
Personality
dan emosional
7)
Bahasa
(motor speech)
b.
Parientalis
1)
Dibawah
ubun-ubun
2)
Pusat
pemprosesan input sensori
3)
Membedakan
input sensori
4)
Orientasi
tubuh
5)
Pusat
motorik
c.
Temporalis
1)
Dibalik
tulang pelipis
2)
Pusat
pendengaran
3)
Ekspresi
perilaku
4)
Bahasa
(penerimaan bahasa)
5)
Memory
(informasi retriveal)
d.
Occipitalis
1)
Dikepala
bagian belakang
2)
Pusat
penerimaan penglihatan
3)
Mempersepsikan
penglihatan
4)
Pusat
penglihatan, telingan bagian kanan
C.
Proses
Sensori Terganggu
Gangguan sensori
terjadi karena otak tidak mampu untuk mengolah atau memproses sensasi-sensasi/
input sensori secara efisien, hal ini tidak berarti otak mengalami kerusakan,
tetapi lebih tepat dikatakan terjadi “gangguan otak” atau “kemacetan otak”
Sensori
Integrasi Terganggu :
1.
Input
sensorik tidak efisien
2.
Disorganisasi
neurologis
3.
Output
motorik, bahasa dan emosi tidak efisien
Hubungan Sensori
Integrasi dengan gangguan pendengaran
1.
Terganggunya proses suara ke otak
2.
Terganggunya
vestibular
3.
Reseptornya
terletak pada telinga bagian tengah, secara otomatis terjadi gangguan pada
perkembangan normal dan perilaku
Fakta anak
dengan gangguan dengar
Menurut
(Kranowitz, 1998) bahwa penggunaan dan koordinasi informasi sensori yang
diterima di otak dari berbagai alat indera mempengaruhi proses belajar si anak.
Integrasi sensori dari pendengaran, penglihatan dan perabaan sangat penting dalam
pembelajaran anak. Banyak anak dengan gangguan mendengar memperlihatkan
gangguan proses sensori termasuk over sensitif terhadap sentuhan / under
sensitif terhadap sentuhan, penglihatan, gerakan, penciuman dan pengecapan yang
disebabkan terganggunya sensori integrasi
Menurut
(Daniel, 1998) banyak anak dengan gangguan pendengaran mengalami gangguan
proses sensori dan fungsi integrasi yang menyebabkan terjadinya.
1.
Gangguan
Perilaku
2.
Gangguan
perkembangan pada motorik kasar dan halus
3.
Perilaku
self-stimulating
4.
Kurangnya
kontak mata
5.
Kurangnya
interaksi sosial
6.
Gangguna
pada aktivitas makan
7.
Masalah
tidur
8.
Bicara
pelan atau salah pengucapan
9.
Gangguan
bahasa
10.
Gangguan
belajar
11.
Masalah
akademik
1.
Input
Sensori Tidak Efisien
Ketika otak menerima terlalu sedikit
atau terlalu banyak informasi sensori sehingga kita tidak dapat bereaksi dengan
cara yang tepat dan adaptif.
a.
Penerimaan
informasi terlalu banyak (hipersensitif/hiperensponsif) – menghindari stimulasi
sensori.
b.
Penerimaan
informasi terlalu sedikit (hiposensitif/hiporenponsif) – mencari stimulasi yang
berlebihan.
2.
Disorganisasi
Neurologis
Otak kita mungkin tidak menerima data
sensorik karena ada sesuatu yang tidak nyambung.
Otak kita mungkin menerima pesan-pesan
sensorik namun tidak konsisten.
Otak kita mungkin menerima pesan-pesan
sensorik secara konsisten tetapi tidak tersambung secara benar.
3.
Output
motorik, bahasa dan emosi tidak efisien.
Otak tidak efisien dalm memproses
pesan-pesan sensorik sehingga umpan balik/respon yang diberikan tidak
sesuai/tidak tepat.
D.
Apa
Yang Dilakukan Okopasi Therapis
Okupasi terapis
menggunakan metode pendekatan sensori integrasi untuk menkaji permasalahan dan
menentukan program.
1.
Membantu
anak untuk mengorganisasi informasi sensori yang masuk ke otak melalui semua
indera.
2.
Meningkatkan
kemampuan anak untuk belajar perilaku, motorik, bicara/bahasa dan informasi
akademik.
Dengan terapi
yang tepat diharapkan akan meningkatkan perkembangan proses sensori dan
integrasi anak sehingga memudahkan anak untuk belajar sesuai dengan perkembangan
normal dan perilaku yang adaptif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar