Rumah

Selasa, 29 September 2015

Ranah Sensori Integrasi


SENSORI INTEGRASI

A.    Sensori Integrasi
Sensori Integrasi adalah proses neurogikal tentang pengolahan informasi/sensasi dari dalam tubuh dan lingkungan, yang diitegrasikan dalam otak kemudian informasi sensori yang diperoleh digunakan untuk merencanakan dan mengorganisasi perilaku yang tepat pada fase perkembangan anak.

B.     Mengapa Sensori Itegrasi Penting
1.      Belajar Sensasi
2.      Proses Diorganisasi
3.      Otak
4.      Respon Adaptif


1.      Sensasi berasal dari
a.       Indera Proksimal (Dekat)
b.      Indera Distal (Jauh), Panca Indera
c.       Tactile/Peraba
d.      Visual/Penglihatan
e.       Auditory/Pendengaran
f.       Gustatory/Pengecapan
g.      Olfaktory/Penghidu

a.       Indera Proksimal (Dekat)
1)      Indera yang meresponi apa yang terjadi didalam tubuh, kita tidak menyadari, tidak dapat mengontrol, tidak dapat mengamati secara langsung,
Contoh: Sistem yang mengontrol detak jantung, waktu lapar, waktu haus, suhu tubuh, pencernaan, waktu tidur, perasaan

Tiga indera dekat yang sangat penting
1)      Indera Tactile
2)      Indera Vestibular
3)      Indera Propioseptif
Ketiga indera tersebut bersifat fundamental/Dasar berkembangnya seorang anak sehat. Ketika indera tersebut berfungsi otomatis dan efisien seorang anak akan memiliki mata dan telinga serta perhatian yang baik terhadap dunia sekitar.
1)      Sistem Tactile
Reseptornya terdapat pada kulit diseluruh bagian tubuh, rasa raba yang berupa getaran, gerak, suhu, nyeri, tekanan akan diperlukan dalam persepsi visual, motor planing, body awarness, proses pembelajran akademis, emosional security dan sosial.

Sistem Tactile berfungsi protektif
·         Kita bisa membedakan sentuhan jari anak-anak atau laba-laba
·         Kita bisa membedakan tajam
·         Merasakan benda-benda panas

Sistem Tactile berfungsi Diskriminatif
·         Dikegelapan bisa meraba menemukan senter yang terletak didalam laci
·         Dengan mata tertutup kita bisa menyebutkan benda yang disentuh

2)      Sistem Vestibular
Reseptor pada telinga bagian dalam terangsang oleh gerakan dan gravitasi, memberi informasi tentang gerakan, gravitasi, perubahan posisi kepala dan posisi tubuh dan permukaan bumi. Mempunyai peran fundamental dalam modulasi sistem sensori yang lain dan membantu proses inhibisi dan fasilitasi. Erat hubungannya dengan sistem auditory dan visual. Sistem Vestibular bekerja sama dengan sistem tactile untuk perlindungan terhadap rangsangan dari luar.
Contoh : saat akan jatuh reflek mempertahankan keseimbangan

Vestibular mempengaruhi : gerakan dan keseimbangan, tonus otot, koordinasi bilateral, proses auditory language, proses visuospatial dan motor planning.

3)      Sistem Propioceptif
Reseptornya pada otot, sendi dan tendon yang membuat seseorang sadar posisi bagian tubuhnya dengan bagian yang lain dan posisinya terhadap lingkungan. Mendukung pada sensori tactile dan pengalaman gerak. Mendukung pada perkembangan body sheme anak, dimana hal ini adalah kunci dari motor planning anak tersebut.

2.      Proses Diorganisasi
Memproses sensasi yang diterima kemudian diteruskan ke bagian otak tertentu untuk diolah atai diorganisasi.

3.      Otak
Tugas utama dari sistem saraf pusat adalah mengintegrasikan indera-indera, lebih dari 80%  dari sistem saraf memproses atau mengatur pesan-pesan sensorik, sehingga otak disebut mesin proses sensorik
Fungsi bagian otak :
a.       Frontalis
1)      Dibalik tulang kening
2)      Pusat kecerdasan
3)      Perencanaan
4)      Kontrol gerak
5)      Kemampuan untuk kosentrasi dan beratensi
6)      Personality dan emosional
7)      Bahasa (motor speech)
b.      Parientalis
1)      Dibawah ubun-ubun
2)      Pusat pemprosesan input sensori
3)      Membedakan input sensori
4)      Orientasi tubuh
5)      Pusat motorik
c.       Temporalis
1)      Dibalik tulang pelipis
2)      Pusat pendengaran
3)      Ekspresi perilaku
4)      Bahasa (penerimaan bahasa)
5)      Memory (informasi retriveal)
d.      Occipitalis
1)      Dikepala bagian belakang
2)      Pusat penerimaan penglihatan
3)      Mempersepsikan penglihatan
4)      Pusat penglihatan, telingan bagian kanan

C.     Proses Sensori Terganggu
Gangguan sensori terjadi karena otak tidak mampu untuk mengolah atau memproses sensasi-sensasi/ input sensori secara efisien, hal ini tidak berarti otak mengalami kerusakan, tetapi lebih tepat dikatakan terjadi “gangguan otak” atau “kemacetan otak”

Sensori Integrasi Terganggu :
1.      Input sensorik tidak efisien
2.      Disorganisasi neurologis
3.      Output motorik, bahasa dan emosi tidak efisien

Hubungan Sensori Integrasi dengan gangguan pendengaran
1.      Terganggunya  proses suara ke otak
2.      Terganggunya vestibular
3.      Reseptornya terletak pada telinga bagian tengah, secara otomatis terjadi gangguan pada perkembangan normal dan perilaku

Fakta anak dengan gangguan dengar
Menurut (Kranowitz, 1998) bahwa penggunaan dan koordinasi informasi sensori yang diterima di otak dari berbagai alat indera mempengaruhi proses belajar si anak. Integrasi sensori dari pendengaran, penglihatan dan perabaan sangat penting dalam pembelajaran anak. Banyak anak dengan gangguan mendengar memperlihatkan gangguan proses sensori termasuk over sensitif terhadap sentuhan / under sensitif terhadap sentuhan, penglihatan, gerakan, penciuman dan pengecapan yang disebabkan terganggunya sensori integrasi
Menurut (Daniel, 1998) banyak anak dengan gangguan pendengaran mengalami gangguan proses sensori dan fungsi integrasi yang menyebabkan terjadinya.
1.      Gangguan Perilaku
2.      Gangguan perkembangan pada motorik kasar dan halus
3.      Perilaku self-stimulating
4.      Kurangnya kontak mata
5.      Kurangnya interaksi sosial
6.      Gangguna pada aktivitas makan
7.      Masalah tidur
8.      Bicara pelan atau salah pengucapan
9.      Gangguan bahasa
10.  Gangguan belajar
11.  Masalah akademik

1.      Input Sensori Tidak Efisien
Ketika otak menerima terlalu sedikit atau terlalu banyak informasi sensori sehingga kita tidak dapat bereaksi dengan cara yang tepat dan adaptif.
a.       Penerimaan informasi terlalu banyak (hipersensitif/hiperensponsif) – menghindari stimulasi sensori.
b.      Penerimaan informasi terlalu sedikit (hiposensitif/hiporenponsif) – mencari stimulasi yang berlebihan.

2.      Disorganisasi Neurologis
Otak kita mungkin tidak menerima data sensorik karena ada sesuatu yang tidak nyambung.
Otak kita mungkin menerima pesan-pesan sensorik namun tidak konsisten.
Otak kita mungkin menerima pesan-pesan sensorik secara konsisten tetapi tidak tersambung secara benar.

3.      Output motorik, bahasa dan emosi tidak efisien.
Otak tidak efisien dalm memproses pesan-pesan sensorik sehingga umpan balik/respon yang diberikan tidak sesuai/tidak tepat.

D.    Apa Yang Dilakukan Okopasi Therapis
Okupasi terapis menggunakan metode pendekatan sensori integrasi untuk menkaji permasalahan dan menentukan program.
1.      Membantu anak untuk mengorganisasi informasi sensori yang masuk ke otak melalui semua indera.
2.      Meningkatkan kemampuan anak untuk belajar perilaku, motorik, bicara/bahasa dan informasi akademik.
Dengan terapi yang tepat diharapkan akan meningkatkan perkembangan proses sensori dan integrasi anak sehingga memudahkan anak untuk belajar sesuai dengan perkembangan normal dan perilaku yang adaptif.

Tidak ada komentar: